Home » » Rancangan Pembelajaran Bahasa Inggris SMP/MTs

Rancangan Pembelajaran Bahasa Inggris SMP/MTs

Written By Unknown on Thursday 26 March 2015 | 3/26/2015

CONTOH RANCANGAN PEMBELAJARAN SMP/MTs



   Assalamu'alaikum Wr. Wb. 

Kali ini saya akan membagikan mengenai contoh rancangan oembelajaran SMP/MTs. Semoga membantu anda.

Contoh Rancangan Pembelajaran SMP/MTs

Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Implementasi lima pembelajaran pokok di atas dalam mata pelajaran Bahasa Inggris disajikan seperti contoh pembelajaran teks deskriptif (terdapat di Buku Guru Bahasa Inggris Kelas VII Pada Bab VII dengan tema “What do They Look Like?” ).

Materi Pokok: Teks deskriptif  lisan dan tulis, tentang orang, binatang, dan benda.

Fungsi Sosial: Membanggakan, mengenalkan, mengidentifikasi, memuji, mengkritik, dan sebagainya.

Struktur Teks:

Penyebutan nama orang, binatang, benda dan  nama bagian-bagiannya yang dipilih untuk  dideskripsikan
Penyebutan sifat orang, binatang, benda dan bagiannya, dan
Penyebutan tindakan dari atau terkait dengan orang, binatang, bendayang semuanya sesuai dengan fungsi sosial yang hendak dicapai.
Panjang teks: kurang lebih 3 (tiga) kalimat.

Unsur Kebahasaan:

Penyebutan kata benda singular dengan a dan the, dan plural (-s).
Kata ganti it, they, she, we, dst; our, my, your, their, dst.
Kata sifat yang sangat lazim, young, old, clever, big, small, easy, difficult, dilligent, tired, tall, short, beautiful, dan semacamnya
Kata kerja untuk menyatakan keadaan dan tindakan rutin dalam simple present tense: be, have, go, play,get, take, dan sebagainya.
Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi
Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.
Topik: Orang, binatang, benda di sekitar dan relevan dengan kehidupan siswa, dengan memberikan keteladanan tentang perilaku disiplin, jujur, peduli, pola hidup sehat, dan ramah lingkungan.

Pada bab VII ini, peserta didik akan belajar mengenai bagaimana membuat teks deskriptif yang sangat sederhana. Teks awal yang diperkenalkan ini hanya terdiri dari tiga kalimat sederhana, yaitu: nama orang/benda, karakter, dan kegiatan (action). Walaupun tidak ada struktur teks deskriptif tertulis secara eksplisit, namun diharapkan guru tetap mengulang tiga pertanyaan yang dapat menggiring peserta didik ke dalam struktur teks deskriptif, yaitu:

-          What is he/she/it?

-          What do you think of him/her/it?

-          What does he/she/it do?

Kegiatan Mengamati

Dalam kegiatan mengamati ini, peserta didik akan diminta untuk mengamati gambar yang ada di buku siswa halaman 157, yaitu gambar pekarangan dengan beberapa orang yang melakukan aktifitasnya. Jika memungkinkan, guru dapat memperlihatkan gambar, video, atau bahkan mengajak peserta didik untuk pergi ke pekarangan yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Tahapan pembelajaran yang dapat dilakukan adalah:

Guru dapat memulai pembelajaran dengan melemparkan beberapa pertanyaan seperti berikut:
“Look at this picture!”
“Have you ever seen the farm before?”
“Is there any farm in your neighbourhood?”
“What activities are the farmers doing on the farm?”
Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar pekarangan yang ada di buku siswa dan menghubungkannya dengan hal-hal yang sudah dipelajari di bab sebelumnya, seperti angka, nama anak, dan lain sebagainya.
Guru merangsang peserta didikuntuk aktif berbicara mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan gambar yang diamatinya.
Guru bisa memulainya dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti berikut.
“What do you think about this picture?”
“Who are they?”
“What are they doing?”
“Can you tell me, how the girl looks like?”
“Is she pretty?”
“Do you think she is dilligent?”
“What is she doing?”
“What is the boy doing?”
“Can you find an animal there?”
“What goats doing on the farm?”
Guru dapat memberikan pertanyaan–pertanyaan lain sesuai dengan kondisi dan situasi di daerahnya masing-masing.
Guru harus berkomunikasi dengan semua peserta didik.


Kegiatan Menanya

Pada kegiatan menanya ini, peserta didik diharapkan dapat mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang ada. Jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pertanyaan,maka guru dapat memberikan panduan pertanyaan awal untuk kemudian dilanjutkan oleh peserta didik yang lain.

Beberapa tahapan  kegiatan yang mungkinkan untuk dilakukan oleh guru adalah:

Guru harus bisa membuat peserta didik aktif terlibat dalam kegiatan mengamati ini, dengan membangun suasana belajar yang menyenangkan, ceria, penuh semangat.
Guru harus menampung semua pendapat-pendapat peserta didik, dan membimbingnya untuk memperbaiki/mengoreksi pengucapan kalimat/kata yang kurang tepat, tanpa membuat peserta didik malu/patah semangat.
Biasakan mengoreksi setelah peserta didik selesai mengungkapkan pendapatnya (apa yang dia ketahui) jangan memotongnya langsung ketika peserta didik sedang bicara.
Beberapa pertanyaan yang diharapkan dapat merangsang peserta didik untuk bertanya dan berdiskusi diantaranya adalah:
“Do you have pets?”
“Do you always feed them?”
“Do you see the trees?”
“What kind of tree is it?”
“What else you can find on that farm?”
“Do you see something interesting there?”
“Can you tell me what it is?”
Guru selalu memberikan kata-kata pujian/penyemangat, setiap peserta didik mengemukakan pendapatnya.


Mencoba/mengeksplorasi

Pada kegiatan mengekplorasi ini, peserta didik diharapkan dapat menggabungkan antara pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dalam sebuah unjuk kerja.

Beberapa kegiatan yang mungkin untuk dilaksanakan adalah:

Guru mengelompokkan peserta didik ke dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri tiga-empat orang peserta didik.
Guru meminta peserta didik mengamati gambar-gambar yang ada pada buku siswa halaman148 mengenai suasana di pekarangan.
Guru meminta peserta didik agar bisa menjelaskan karakter dan kegiatan yang dilakukan orang/manusia pada setiap gambar dengan rinci.
Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing.
Peserta didik mencatat hal-hal yang mereka temukan, dengan cara bekerja sama dengan kelompoknya, saling memberikan bantuan informasi, memberikan masukan-masukan tentang karakter dan kegiatan pada gambar yang sedang mereka amati.
Guru mengawasi proses belajar, dengan memastikan semua peserta didik ikut terlibat aktif dalam diskusi pada kelompoknya masing-masing.
Guru bisa mengarahkan kelompok yang memerlukan bantuan (tertinggal dari kelompok-kelompok lain), sehingga peserta didik dapat fokus/lebih terarah dalam mendeskripsikan karakter dan kegiatan pada setiap gambar.
Sebagai kegiatan pengayaan, guru dapat meminta peserta didik untuk mengamati benda/orang yang berada di pekarangan sekitar sekolah, kemudian dideskripsikan melalui tiga struktur utama: nama, karakter, dan tindakan.
Guru pun dapat meminta peserta didik untuk menggambar benda/orang yang diamati, lalu menambahkan keterangan-keterangan yang memungkinkan untuk mendeskripsikan benda/orang tersebut.


Mengasosiasi

Dalam kegiatan asosiasi ini, peserta didik diharapkan dapat menganalisis hasil kerja yang telah dilakukan dan membandingkannya dengan hasil kerja rekannya yang lain. Guru pun dapat berperan aktif dalam membimbing serta mengarahkan tahapan asosiasi ini agar berjalan dengan baik.

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri tiga-empat orang peserta didik.
Guru meminta peserta didik mengamati gambar-gambar yang ada pada halaman ini.
Guru meminta peserta didik agar bisa menjelaskan karakter dan kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan setiap gambar dengan rinci.
Guru meminta peserta didik untuk membandingkan jenis binatang yang ditemukan di lingkungan rumah mereka.
Kemudian meminta peserta didik untuk mendiskusikan dan mengasosiasikannya dengan kelompok masing-masing.
Pastikan peserta didik tetap menggunakan tiga ciri utama dalam teks deskriptif, yaitu nama, karakter, dan tindakan yang dilakukan.
Peserta didik mencatat hal-hal yang mereka temukan, dengan cara bekerja sama dengan kelompoknya, saling memberikan bantuan informasi, memberikan masukan-masukan tentang karakter dan kegiatan pada gambar yang sedang mereka amati.
Guru mengawasi proses belajar, dengan memastikan semua peserta didik ikut terlibat aktif dalam diskusi pada kelompoknya masing-masing.
Guru bisa mengarahkan kelompok yang memerlukan bantuan (tertinggal dari kelompok-kelompok lain), sehingga peserta didik dapat fokus/lebih terarah dalam mendeskripsikan karakter dan kegiatan pada setiap gambar.


Mengomunikasikan

Dalam kegiatan mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan di depan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya dapat lebih terasah. Peserta didik yang lain pun dapat memberikan komentar, saran, atau perbaikan mengenai apa yang dipresentasikan oleh rekannya.

Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan mengkomunikasikan ini adalah:

Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan karakter dan kegiatan pada kotak-kotak yang telah disediakan dalam buku siswa.
Setiap peserta didik memahami bagaimana mendeskripsikan orang dan binatang yang ada di lingkungan sekitar rumahnya.
Peserta didik membacakan hasil kerja mereka di depan kelas.
Setiap kelompok mendengarkan dengan baik, dan bisa memberikan masukan/
tambahan tentang karakter dan kegiatan yang dilakukan oleh orang maupun binatang yang ada disekitar lingkungan rumahnya.
Setiap kelompok bergiliran membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
Guru mengarahkan dan memastikan jalannya proses kegiatan Penerapan ini bisa berjalan dengan baik.
Semua peserta didik harus terlibat aktif dalam proses kegiatan mengkomunikasikan ini.
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan menampung masukan-masukan dari kelompok lain, guru memberikan penjelasan di depan kelas.
Guru menjelaskan tentang karakter-karakter orang, binatang, dan benda/pepohonan.
Guru mengucapkan setiap kalimat deskriptif dengan baik dan benar.
 Pendekatan Pembelajaran pada Aplikasi Kurikulum Tahun 2013

Pada setiap aplikasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan pembelajaran berbeda-beda, demikian pada kurikulum sekarang ini.  Scientific approach (pendekatan ilmiah) adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada aplikasi pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan pembelajaran kurikulum sebelumnya. pada setiap langkah inti proses pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah ini mempunyai kriteria sebagai berikut: pertama, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; ke dua, penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis; ke tiga, mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran; ke empat, mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran; ke lima, mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran; ke enam, berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan; ke tujuh, tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
     Langkah pembelajaran pada scientific approach menggamit beberapa ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang pada kegiatan pembelajaran.  Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:



Gambar 1: Proses pembelajaran menyentuh 3 ranah

      Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Langkah-langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific Approach

Langkah-langkah Pembelajaran pada Scientific Approach. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Langkah pembelajaran pada scientific approach menggamit 5 langkah kegiatan utama pembelajaran inti. Langkah pembelajaran sebagaimana yang dimaksud ini menggamit kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.



 Gambar 2: langkah-langkah pembelajaran pada scientific approach

      Kegiatan pertama pada scientific approach adalah pada langkah pembelajaran observing (mengamati). Siswa mengamati obyek yang akan dipelajari. Kegiatan belajarnya adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Dalam hal ini guru menyajikan perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran. dalam kegitan mengamati, guru menyajikan video, gambar, miniature, tayangan, atau obyek asli. Siswa bisa diajak untuk bereksplorasi mengenai obyek yang akan dipelajarai. Pada pembelajaran bahasa Inggris, siswa melihat video untuk mengamati sebuah percakapan. Sebagai contoh untuk mengajarakan Kompetensi Dasar 3. 1. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya, sesuai dengan konteks.  Pada KD 3.1. tersebut materi pokoknya adalah ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya Sedangkan  KD 4.1. Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Materi pokok pada KD 4.1 adalah menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf. Dari KD 3.1 dan KD 4.1 materinya adalah sama. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa KD 3.1 merupakan pengetahuan (cognitive) yang harus dikuasai siswa kelas VII SMP/MTs dengan indikator memahami, sedangkan KD 4.1 merupakan keterampilan yang akan dicapai berupa kata kunci menyusun teks. Untuk memahami dan menyusun teks mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, guru perlu menayangkan contoh percakapan tersebut.

Langkah ke dua pada scientific approach adalah questioning (menanya). Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.. Pada kegiatan pembelajaran ini siswa melakukan pembelajaran bertanya. Siswa yang pandai dan cerdas akan bertanya atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari teman. Dari tayangan video percakapan yang ada mengenai sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, siswa akan bertanya kepada guru atau teman se kelas mengenai bagaimana menyapa, berpamitan, mengucapkan terimakasih, meminta maaf serta bagaimana mersepon ungkapan tertsebut. Pada langkah ini suasana pembelajaran yang berhasil adalah terjadinya komunikasi aktif diskusi materi pelajaran. Siswa akan saling bertanya dan saling menjawab mengenai stuktur kalimat, makna kata, pronounciation yang benar.

Langkah ke tiga pada scientific approach adalah associating (menalar/mengolah informasi). Kegiatan belajarnya adalah pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; kedua, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Pada kegiatan ini siswa akan menalar yaitu menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari. pada kegiatan ini siswa berlatih menerapkan apa yang dipelajari sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh pembelajaran bahasa Inggris pada kelas VII SMP/MTs. Kompetensi Dasar 3. 1. diatas. Pada KD 3.1. tersebut materi pokoknya adalah ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya Sedangkan  KD 4.1. Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Materi pokok pada KD 4.1 adalah menyusun teks lisan sederhana. Melihat 2 hal itu bahwa materi pokoknya adalah ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya. Pada KD 3.1 adalah memahami dan pada KD 4.1 adalah menyusun teks. Melihat KD 3.1 dan KD 4.1 siswa akan belajar menyusun teks ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya berdasarkan struktur bahasa yang dipelajari pada capain KD 3.1 sebagai pengetahunan yang telah dipelajarai untuk diasosiasikan dengan menyusun teks sesuai pada KD 4.1.

Langkah ke empat pada scientific approach adalah experimenting (mencoba). Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen,  membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas, wawancara dengan nara sumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Pada langkah pembelajaran ini, setiap siswa dituntut untuk mencoba mempraktekkan apa yang dipelajari. Ketika siswa telah bisa menyususn teks tentang pembelajaran bahasa Inggris pada KD 3.1 dan KD 4.1 yaitu memahami da menyusun ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya, mereka akan mencoba membuat kalimat sebanyak mungkin tentang materi tersebut. Kegiatan ini bisa dilakukan secara kelompok, secara berpasangan dan secara individu. Siswa akan mencaba mempraktikkan apa yang dipelajari baik pada keterampilan reseptif (membaca dan mendengarkan, maupun pada`keterampilan produktif (berbicara dan menulis). Mereka juga dituntut untuk mengembangkan kemampuan penguasan kosakta berkaitan dengan KD yang dipelajarai. Keaktifan siswa dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan bahasa pada contoh ini, sangat diperlukan dan sangat dipentingkan. Guru akan membimbing seluruh siswa dalam mencoba mempraktikkan dan mengembangkan kemampuan penguasaan pengetahuan dan penguasaan keterampilan pada bidang ini. Hal yang sangat penting adalah bahwa seluruh siswa harus bisa mengikuti pembelajaran dengan riang dan gembira.

Langkah ke lima pada scientific approach adalah networking (membentuk jejaring). Networking adalah kegiatan siswa untuk membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pada tahapan ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah dipelajari sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi. Guru berfungsi sebgai fasilitator tentang kegiatan ini. Dalam kegiatan ini semua siswa secara proporsional akan mendapatkan kewajiban dan hak yang sama. Siswa akan terlatih untuk menjadi narasumber, menjadi orang yang akan mempertahankan gagasannya secara ilmiah dan orang yang bisa mandiri serta menjadi orang yang bisa dipercaya. Para siswa melakukan kegiatan networking ini harus dengan perasaan riang dan gembira tanpa ada rasa takut dan tekanan dari siapapun. Guru akan melakukan penilaian otentik dalam proses pembelajaran ini dan penilaian hasil Pembelajaran. Siswa yang aktif dan berani mengemukakan gagasan/pendapatnya secara ilmiah tentu akan mendapatkan nilai yang lebih baik. Siswa yang masih mempunyai rasa takut dan kurang percaya diri akan terlatih sehingga menjadi pribadi yang mandiri., dan pribadi yang bisa dipercaya. Semua kegiatan pembelajan akan kembali kepada pencapaian ranah pembelajaran yaitu ranah sikap, ranah kognitif dan ranah ketrampilan

   Sekian yang bisa saya tulis. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan kata. 

   Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

THANK'S FOR VISIT MY BLOG

0 comments :

Post a Comment

Pelajar Indonesia

Pelajar Indonesia

Translate

Entri Populer

RSS

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.